top of page

Impian Kemarau


Pedesaan selatan Jawa yang gersang menjadi panggung kisah ini, sekaligus penjara bagi para tokohnya. Johan adalah seorang ahli cuaca yang ingin “memberikan” hujan kepada pedesaan nan kering itu. Asih adalah seorang sinden primadona, yang harus menjalani statusnya sebagai piala bagi semua pria di sekelilingnya, terutama mereka yang berkuasa. Penjara birokrasi, penjara kultural dan bahkan penjara alam membuat pelepasan Johan dan Asih hanyalah keterhubungan mereka, atau bahkan hasrat masing-masing yang toh tak jua tersalurkan. Namun ketika bala makin melanda wilayah itu, prasangka dan kecewa menyala, dan penjara itu kian mengetat.

--

Barren land of southern Java sets as a backdrop for this story, as well as an encroaching prison for anyone trapped inside this story’s universe. Johan is a meteorologist striving for “bestowing” rains upon the dry land. Asih is a revered gamelan singer, held as the ultimate girl-trophy for any male in the land, especially the powerful. Bureucratic, cultural and even natural confinement pressed upon them caused Johan and Asih to find their glimmer hope of escape only in each other, if at all. But when the land is getting more plagued than ever, fear and superstitions lead to the tightening of the invisible prison.

Sutradara Ravi Bharwani | Pemeran Clara Sinta, Ria Irawan | Negara Indonesia | Jenis Fiksi | Tahun 2004 | Durasi 83 menit | Bahasa Indonesia, Jawa | Subteks Bahasa Inggris | Format 35mm | Klasifikasi Usia 15+

Penghargaan

  • Pemenang | Film Terbaik | Shanghai International Film Festival 2005, Shanghai, PR China

Festival

  • In Competition | Bangkok International Film Festival 2005, Bangkok, Thailand

  • In Competition | Asian New Current | Pusan International Film Festival 2004 Pusan, Korea Selatan

bottom of page