Di tengah atmosfer perjuangan kemerdekaan, semua orang bergabung membela bangsa, dari yang tulus, yang seakan-akan, sampai yang hanya mencari ramai. Di Medan, Naga Bonar (Deddy Mizwar) adalah seorang mantan copet yang menunjuk dirinya sebagai jenderal untuk memimpin satu pasukan laskar pejuang. Naga Bonar mendapati dirinya dikelilingi rekan-rekan, dari yang oportunis, sok tahu sampai yang masih berlagak preman. Naga Bonar dikenal sebagai film yang memberikan sudut pandang segar dan berbeda dalam menyoroti periode sejarah Indonesia yang biasanya selalu diglorifikasi.
--
In the midst of Indonesian revolutionary struggle toward independence, almost everyone was jumping the bandwagon. In Medan, one of the almost forgotten power center of the archipelago, Naga Bonar (Deddy Mizwar) is a mixed bag: a pickpocket-crook with a heart of gold, rose to the call of struggle and appointed himself a "general". And of course he's not alone. In a band of rookie warriors, along with beautiful Kirana (Nurul Arifin) and a nagging mother, Naga Bonar found himself surrounded by the opportunistic and the simply crooks, inciting internal conflict, among others, over a botched chess match. The satirical tone enhances the comedy in this drama, unusually told about the usually glorified period of Indonesian history.
Sutradara MT Risyaf | Pemeran Deddy Mizwar, Nurul Arifin | Negara Indonesia | Jenis Fiksi | Tahun 1986 | Durasi 108 menit | Bahasa Indonesia | Format 35mm | Klasifikasi Usia 12DO
留言