top of page

SEGMEN INDONESIA

Bicara mengalami Asia Tenggara, sepatutnya Indonesia yang raksasa ini masuk hitungan dalam aneka wacana. Porsi besar potensi maritim Asia Tenggara juga ada di Indonesia. Nyatanya, Indonesia malah dikenal sebagai “raksasa tak tampak”. Dari pengalaman kesejarahan yang kaya ke masa kini yang gitu-gitu aja, rasanya yang banyak ada di sini adalah “telaga potensi yang menggenang”: melimpah, tak terpetakan, tak tersalurkan, dan bahkan membusuk di sudut gelap. Salah satunya yang khas Asia Tenggara juga, adalah luka sejarah yang tak terbicarakan.

​

Lini film segmen Indonesia hadir menggambarkan itu. Banda menyajikan sejarah satu kawasan Indonesia dengan sumber kekayaan yang diperebutkan, yang masih menyimpan bara konflik sampai sekarang. Para Perintis Kemerdekaan merekam periode emas di tengah himpitan luka sejarah, yaitu ketika munculnya kesadaran yang kuat melawan takdir sejarah. Ziarah dan Semua Sudah Dimaafkan Sebab Kita Pernah Bahagia menelusuri jejak efek luka itu, lewat sudut pandang yang paling pribadi.

​

​

When we speak about Southeast Asia, it should be inevitable to mention Indonesia. As the biggest country in the region, one might be able to ‘experience’ the entirety of Southeast Asia here. Yet, on global conversation Indonesia is often recedes into background like an "invisible giant". Despite its dynamic and rich history, it is living a mediocrity: many potential are neglected, untapped, misdirected, or even rotting away. We believe it is rooted in our inability to deal with our historical wounds.

 

The line-up of this segment is presented to exhibit exactly that. Banda exposes the history of a rich and disputed natural resources, whose conflict is still 'flammable' to this day. Para Perintis Kemerdekaan recorded a golden period in our dark past eras; when the spirit of freedom and humanity was high, against all odds. Both Ziarah and Semua Sudah Dimaafkan Sebab Kita Pernah Bahagia trace the remains and influences of said wound, from a very personal point of view.

 

IFAN A. ISMAIL

Juru Program

Programmer 

bottom of page