top of page

RILEKPOLITIK


Status sebagai anggota masyarakat sejatinya menyiratkan sebuah posisi yang berkekuatan dan berdaya.​

Judul film yang menjadi bahan nobar dan diskusi kineforum bulan Agustus ini menyiratkan itu, yaitu I Am the People (Je suis le peuple), dalam Bahasa Indonesia "Saya adalah Rakyat". Maka semestinya, dengan gairah kita berpolitik lintas golongan semenjak Orde Baru berakhir, daya itu ada di tangan kita, rakyat.

Ungkapan itu adalah ungkapan kesadaran bahwa kita punya daya, punya kuasa untuk menentukan bagaimana kita secara bersama-sama mengarungi jaman ke arah yang lebih baik.​

Namun kenyataannya, akhir-akhir ini kita melihat (jika mau melihat) bahwa status kita sebagai rakyat justru menyiratkan buih. Mudah diombang-ambingkan, mudah diperdaya tapi merasa berdaya, dan yang lebih fatal, rentan salah tapi tidak mau merasa salah. Politik bukan lagi jadi proses negosiasi mencari solusi, tapi ajang harga diri memaksakan solusi. Bahkan kadang-kadang menumpahkan darah.

Dari mana datangnya ketegangan kronis ini? Bagaimana kita bisa –setidaknya– mengembalikan adab dalam proses ini?

Mari menonton bersama bagaimana sebuah masyarakat di pelosok Mesir yang jauh dari hiruk pikuk Kairo, berproses dan menggeliat bangun akibat kesadaran akan kekuatan politis mereka. Mari belajar dari mereka, sekaligus berbagi, tentang apa yang bisa dan telah dilakukan untuk membuat masyarakat kita lebih rileks.

Salam masyarakat dan sampai jumpa di kineforum.

PEMBICARA DISKUSI

Retha Dungga – Pengalamannya di industri kreatif sebagai PR dan produser program di radio memberikan warna tersendiri ketika Retha pindah ke dunia non profit. Selama 5 tahun bekerja untuk Transparency International Indonesia, eksperimennya dalam membangun budaya anti-korupsi bersama komunitas anak muda mendapat penghargaan Young Intrapreneur dari Ashoka Indonesia. Bersama Widharmika Agung dan Zaky Prabowo, Retha berperan dalam membangun jaringan dan kredibilitas awal Indorelawan.org.

Savic Ali – Aktivis Gusdurian, Direktur NU Online dan pendiri Islami.co. Pada masa Orde Baru aktif di dunia gerakan mahasiswa dan terlibat dalam demonstrasi 98 yang berujung pada turunnya Soeharto. Sejak reformasi ia menaruh perhatian pada persoalan-persoalan toleransi, keberagaman dan kebhinekaan serta aktif membangun gerakan counter-narasi online atas paham-paham radikal dan intoleran.

Catatan diskusi yang dicatat dengan metode rekam grafis dapat dilihat di sini.

bottom of page