top of page

Kompilasi Film Pendek "Perspektif Berbeda mengenai Aceh"


Sabtu, 30 NOV, 17.00

Minggu, 1 DES, 19.30

Total durasi 76 menit

Donasi Rp30.000

Lokasi:

Paviliun 28

Jl. Petogogan 1 no. 25

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

 

November ini, kami memberi kesempatan kepada para peserta yang telah mengikuti kegiatan kelas kineforum bulan Oktober lalu untuk unjuk kebolehannya mengkurasi film dalam program bulanan kineforum.

Untuk kali ini, ketiga kawan kita yang rancangan programnya terpilih adalah: Alisa Putri, Kharizma Ahmada, dan Muhammad Akbar Rafsanjani mengkurasi sebuah program film pendek bertajuk “Perspektif Berbeda mengenai Aceh”.

Replika Cerita Pulo Rubiah

Bink Fernanda, 2009, 13 menit

Annisa dan Ali, sepasang kekasih yang ingin melakukan sesi foto prewedding di Sabang bersama Reza, fotografer sewaan mereka. Sayangnya. sesi foto prewedding mereka tidak berjalan dengan lancar. Annisa menginginkan sesi foto prewedding sekali lagi pada Reza. Permintaan tersebut disetujui Reza tanpa ada persetujuan dari Ali. Esoknya, Annisa, Ali dan Reza berangkat menuju iboih untuk melakukan sesi foto prewedding. Sebelum sesi foto dimulai, Annisa dan reza menemukan seekor anjing yang terluka. Apa yang terjadi selanjutnya?

Redaksi Kopi Beungoh​

Fadhilul Umami A. Gani, 2018, 9 menit​

Bahron dan Jamal merupakan penduduk desa yang sama. Setiap harinya, mereka melakukan rutinitas ngopi pagi di warung desanya. Yakni untuk berdiskusi, mendengar dan memberikan segala macam informasi tentang radikalisme yang masuk ke desanya.

Surat Kaleng 1949

Fauzan Santa, 2018, 17 menit​

Setelah Agresi Militer Belanda I, kedaulatan Indonesia terusik dengan pembentukan negara-boneka Van Mook. Pada Juni 1947 Presiden Soekarno datang ke Aceh untuk mencari dukungan perjuangan. Nasionalisme rakyat Aceh untuk Indonesia dibuktikan dengan menyumbang 20 kg emas untuk membeli pesawat RI 001. Pada Maret 1949, Aceh mendapat tantangan berat untuk mempertaruhkan nasionalisme keindonesiaan setelah pemimpin Negara Sumatera Timur mengirim surat untuk mengajak membentuk Negara Sumatera kepada pemimpin Aceh. Kemudian sebuah rapat besar digelar oleh para pemimpin Aceh untuk menjawab surat tersebut dan menentukan sikap terhadap Republik Indonesia yang masih muda.

Minor

Vena & Nufus, 2019, 37 menit​

Seorang mahasiswa yang bernama Vena tumbuh dalam keluarga beragama Khatolik. Ia tinggal di lingkungan mayoritas islam di Aceh. Vena senang menggunakan Jilbab dalam kehidupan sehari-harinya dan mempunyai banyak teman yang beragama islam. Namun, bagaimana ia dapat terus hidup menjadi dirinya sendiri dan beradaptasi sebagai minoritas di lingkungan mayoritas Islam. Faktor keluarga menjadi sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak dalam kehidupan eksternal dan internalnya.

bottom of page