top of page

SEJAUH KUMELANGKAH // How Far I’ll Go



Sabtu, 22 Oktober 2022 | 14:30 | Studio Asrul Sani

Minggu, 23 Oktober 2022 | 14:30 | Studio Sjuman Djaya


GRATIS


Lokasi:

Taman Ismail Marzuki

Gd. Trisno Soemardjo, Lantai 4

Jalan Cikini Raya no. 73, Menteng, Jakarta Pusat


Penayangan film hari Sabtu, 22 Oktober 2022 akan diikuti dengan bincang-bincang seputar jalur distribusi dampak film ini, bersama asisten produser dampak, Amalia Sekarjati.


Penayangan film hari Minggu, 23 Oktober 2022 akan ditayangkan dalam versi yang menggunakan deskripsi audio (audio description) dan sulih teks (closed caption) yang ramah untuk teman-teman penyandang disabilitas tunanetra dan tuli; lalu akan diikuti dengan bincang-bincang seputar jalur distribusi dampak film ini, bersama produser dampak, Mila K. Kamil.


Kedua sesi bincang-bincang seusai penayangan film akan dipandu oleh BesiBerani.

 

Andrea (Dea) dan Salsabila (Salsa) bersahabat sejak kecil. Mereka bertemu di taman kanak-kanak untuk tunanetra. Keduanya buta sejak lahir. Di usia lima tahun, Dea dibawa keluarganya pindah dari Jakarta ke Virginia, Amerika. Ibunya mendapat pekerjaan di Amerika dan seiring pencarian masa depan yang lebih baik untuk keluarga, orang tua Dea mencari kesempatan pendidikan yang lebih baik pula untuk putrinya yang tunanetra. Sementara Salsa tetap di Indonesia. Jarak membentang, tapi persahabatan keduanya berlanjut.


SEJAUH KUMELANGKAH mengikuti kisah dua remaja yang tengah mempersiapkan diri menuju masa dewasa di dua dunia yang sangat berbeda. Di Virginia, orang tua Dea dengan kesadaran tinggi membantunya untuk mendapatkan berbagai akses, seperti teman-temannya yang bisa melihat. Di Jakarta, Salsa hidup terpisah dari orangtuanya agar bisa bersekolah dan mendapat akses ke pendidikan inklusi yang menerima murid tunanetra sepertinya untuk bersama belajar dengan murid-murid lain yang bukan penyandang disabilitas. Walaupun cara hidup mereka berbeda, keduanya punya tekad yang sama, yaitu untuk terus berlatih dan mengembangkan kemampuan agar mereka bisa hidup tanpa mengandalkan bantuan banyak orang, sambil saling menguatkan satu sama lain melalui persahabatan mereka.


Ketika Ucu Agustin (pembuat film ini) pindah ke Amerika Serikat pada akhir 2016, ia berkenalan dengan Dea, yang kemudian mengenalkannya dengan Salsa. Perkenalannya dengan kedua remaja tunanetra ini telah mengusik Ucu. Ia menemukan ketimpangan dukungan dan fasilitas bagi teman-teman penyandang disabilitas antara dari masyarakat dan pemerintah AS dan Indonesia. Ia juga kagum dengan pandangan Dea bahwa “Kebutaan hanyalah urusan cara berpikir!”. Menurut Dea dan Salsa, yang paling penting adalah tersedianya alat bantu bagi mereka, agar bisa terus menjelajahi banyak kemungkinan. Ucu adalah bagian dari mereka yang percaya bahwa masyarakat yang inklusif sangatlah penting untuk diwujudkan, karenanya ia membuat film ini dan memilih jalur distribusi dampak untuk menyebarkan kisah Dea dan Salsa.

 

Sutradara Ucu Agustin | Negara Indonesia, Amerika Serikat | Jenis Dokumenter | Tahun 2019 | Durasi 35 menit | Bahasa Indonesia & Inggris atau Indonesia (versi inklusif) | Takarir Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia (versi inklusif) | Format Digital | Klasifikasi Usia 12+


Amalia Sekarjati // Asisten Produser Dampak

Mila K. Kamil // Produser Dampak

Ucu Agustin // Sutradara


bottom of page