Ketika negara gagal berfungsi, orang hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri dan segelintir lingkarannya yang bisa dipercaya. Sesungguhnya, sejarah masyarakat kita hingga ratusan tahun ke belakang menunjukkan bahwa kita sangat fleksibel, sangat liat dalam bertahan hidup, hingga ke level tidak selalu perlu punya penguasa. Dan tidak terlalu berubah bahkan ketika konsep negara-bangsa melanda kepulauan ini. Meskipun wacana negara-bangsa dan nasionalisme memang sangat merasuk ke sanubari sebagian besar kita, banyak pula yang sesungguhnya diam-diam berhasil bertahan hidup tanpa peran negara. Atau bahkan bertahan hidup dari negara. “Anarko” dalam arti yang sejati, bukan dalam arti yang dicekokkan lewat konferensi pers penguasa.

Tapi itu pun akan sulit ketika nyatanya kita terpaksa bermanuver dalam sebuah masyarakat yang rasa saling percayanya rendah, atau bahkan saling curiga. Sebuah low-trust society yang fatal. Bagaimana mungkin sebuah masyarakat yang bisa dengan “anarkis” sanggup bahu membahu, terjangkit low-trust? Ironisnya, sekian banyak studi sosial dan antropologi justru menunjukkan gelagat, bahwa justru di situlah ulah negara.       

Film-film dalam program ini kami pilah dalam dua “tagar” untuk mengeksplor dua sisi itu: #disfungsi mengintip apa yang terjadi di low-trust society, dan #lenting melihat upaya masyarakat kita yang sudah kenyang berharap, dalam membangun sistem penyokong hidup yang mandiri buat diri mereka sendiri.