
Lokasi:
Taman Ismail Marzuki
Gd. Trisno Soemardjo, Lantai 4
Jalan Cikini Raya no. 73, Menteng, Jakarta Pusat
Kerangka imajinasi program “Oper Bola” meminjam gambaran umum olahraga yang menggunakan ‘bola’. Layaknya pertandingan olahraga, film juga membutuhkan penonton, yang biasanya sekaligus menjadi ‘pemandu sorak’. Dalam jalur distribusi film secara komersial maupun nonkomersial, jumlah penonton bisa menyemangati pembuat film untuk membuat karya baru.
Lalu bagaimana dengan jalur distribusi dampak?
Jalur ini justru membalikkan posisi penonton film. Alih-alih sebagai penyemangat, penonton diposisikan bak ‘atlet’ yang bertarung di lapangan—bukan dalam rangka membuat karya (film), melainkan untuk berdaya dalam kehidupan bermasyarakat. Di jalur ini, pengelola program distribusi dampaklah yang menjadi semacam ‘pemandu sorak’. Bukan lewat sorak-sorai, tapi dengan menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat menggerakkan penonton film untuk berpartisipasi aktif membuat perubahan.
Forum diskusi ini membuka kesempatan bagi penonton untuk bertemu dengan beberapa ‘pemandu sorak’ dalam jalur distribusi dampak. Obe Wida dan Hasta Trida dari In-Docs akan memperkenalkan usaha mereka membuka jalur distribusi dampak. Sedangkan Suryani Liauw akan berbagi temuan yang ia dapat selama mengelola program distribusi dampak untuk film “Pesantren”. Diskusi ini dipandu oleh Rival Ahmad dari BesiBerani.
PANEL DISKUSI
Obe Wida // Manajer Program, In-Docs

Sejak 2018, Obe mengelola rangkaian program lab (pelatihan) dan forum pitching “Docs by the Sea” yang terbuka untuk para pembuat film dokumenter se-Asia Tenggara. Selain itu, ia juga terlibat dalam program lokakarya lainnya, seperti “School of Seeing”, “Indonesia Distanced Stories”, dan “Open Table”. Hari ini, Obe bertanggung jawab atas divisi baru In-Docs, yaitu divisi “Pengembangan Impact”. Di situ, ia membantu tim impact dalam pelaksanaan program impact distribution yang mereka kelola; terutama untuk proyek yang terpilih dalam program “Good Pitch Indonesia 2019”, dan proyek impact lain yang akan didukung oleh In-Docs di masa depan.
Hasta Trida // Staf Program, In-Docs

Bergabung dengan In-Docs sejak 2021, Hasta Trida (Tata) berniat menghubungkan film dokumenter dengan changemakers, organisasi akar rumput, dan berbagai lapisan masyarakat. Harapannya, dokumenter dapat menjadi salah satu katalisator perubahan sosial, yang aksesibel dan terbuka untuk semua.
Suryani Liauw // Impact Producer “Pesantren” // Juru program, BesiBerani

Suryani terlibat dalam kegiatan perfilman Indonesia sejak 2004, terutama sebagai produser dan manajer program. Dalam kegiatan seputar ekshibisi film, ia pernah tergabung dalam pengelolaan Jakarta International Film Festival (JiFFest), Europe on Screen, dan In-Docs. Ia juga sempat menjadi Manajer kineforum (2017-2018), di mana ia terlibat aktif dalam penyusunan dan pelaksanaan program. Pada 2018, bersama Rival Ahmad dan Ardi Yunanto, ia mendirikan BesiBerani dan menggagas program Alteraksi. Sejak 2019, Suryani dipercaya untuk mengelola pendistribusian film “Pesantren” dalam jalur impact distribution.
PEMANDU DISKUSI
Rival Ahmad // Fasilitator, BesiBerani

Kehidupan profesional Rival dimulai sebagai peneliti dan pendidik di bidang hukum. Minatnya memperkaya pendidikan hukum dengan medium seni melebur saat mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera pada pertengahan 2010. Dengan pengalaman selama lebih dari dua dekade sebagai fasilitator, Rival bergabung dengan Suryani Liauw dan Ardi Yunanto untuk mendirikan BesiBerani pada 2018. Saat ini, ia masih mengajar di Jentera sambil mengembangkan beberapa inisiatif terkait pemajuan kebudayaan dan pengelolaan pengetahuan.